Selamat Datang

Semoga Bermanfaat

Selasa, 02 Agustus 2011

MARHABAN YA RAMADHAN


MARHABAN YA RAMADHAN

Marhaban  barasal  dari  kata rahb yang  berarti  luas  atau lapang.  Marhaban  menggambarkan suasana  penerimaan  tetamu  yang disambut dan diterima dengan lapang dada, dan penuh  kegembiraan. Marhaban  ya Ramadhan (selamat datang Ramadhan),  mengandungi arti bahwa   kita  menyambut  Ramadhan  dengan  lapang   dada,   penuh kegembiraan,  tidak dengan keluhan.
Rasulullah  sendiri  senantiasa  menyambut  gembira   setiap datangnya Ramadhan.  Dan  berita gembira  itu  disampaikan  pula kepada para sahabatnya seraya bersabda:
"Sungguh  telah datang kepadamu bulan Ramadhan,  bulan  yang penuh keberkatan. Allah telah memfardlukan atas kamu puasanya. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu  neraka  dan dibelenggu seluruh setan.
Padanya  ada  suatu malam  yang  lebih  baik dari  seribu  bulan.  Barangsiapa  tidak diberikan  kepadanya  kebaikan malam itu  maka  sesungguhnya  dia telah dijauhkan dari kebajikan" (Hr. Ahmad)
Marhaban Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita  mengharapkan  agar jiwa raga kita diasah  dan  diasuh  guna melanjutkan perjalanan menuju Allah swt.
Perjalanan  menuju Allah swt itu dilukiskan oleh para  ulama salaf  sebagai  perjalanan yang banyak ujian dan  tentangan.  Ada gunung  yang harus didaki, itulah nafsu.  Digunung  itu  ada lereng  yang  curam, belukar yang hebat, bahkan  banyak  perompak yang  mengancam, serta iblis yang merayu, agar  perjalanan  tidak dilanjutkan.  Bertambah  tinggi gunung  didaki,  bertambah  hebat ancaman  dan  rayuan, semakin curam dan  ganas  pula  perjalanan. Tetapi,  bila  tekad  tetap membaja, sebentar  lagi  akan  tampak cahaya  benderang, dan saat itu akan tampak dengan  jelas  rambu-rambu  jalan,  tampak tempat-tempat yang  indah  untuk  berteduh, serta  telaga-telaga  jernih untuk melepaskan  dahaga.  Dan  bila perjalanan  dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman  untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya.
Untuk sampai pada tujuan tentu diperlukankan bekal yang  cukup. Bekal  itu  adalah benih-benih kebajikan yang  harus  kita  tabur didalam  jiwa kita. Tekad yang keras dan membaja untuk  memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan dengan  shalat dan  tadarrus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah  melalui pengabdian untuk agama.
Beberapa perkara yang harus di persiapkan menjelang Ramadhan adalah:
Pertama adalah dengan bertaubat nasuha, yaitu dengan menyesali perbuatan buruk yang telah kita lakukan seraya meminta ampun kepada Dzat Yang Maha Pengampun secara sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kita sambut Ramadhan dengan janji kepada Allah untuk selalu berpegang teguh dengan ajaran-ajaran agama-Nya, menyerahkan jiwa raga dan harta benta di jalan Allah.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, jiwa dan harta mereka bahwa untuk mereka akan mendapatkan sorga".
Kedua dengan meyakinkan diri kita bahwa kemuliaan, derajat tinggi dan kejayaan yang haqiqi tidak akan tercapai kecuali dengan iman dan hanya bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah:
"Janganlah kamu merasa hina diri dan bersedih hati, kamu semua adalah orang-orang yang berpangkat tinggi jika kamu adalah orang-orang yang beriman.(sungguh-sungguh)".
Dalam ayat yang lain: "Hanya milik Allah,segala kemuliaan dan rasulNya dan orang-orang yang beriman".
Ketiga: bersungguh-sungguh dalam bertaubat dan kembali kepada Allah. Kelalaian, syahwat dan kemarahan merupakan cobaan bagi manusia. Inilah pintu-pintu syaitan untuk membujuk manusia berbuat dosa dan maksiyat lalu menjerumuskannya ke jurang kehancuran. Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka akan dibukakan untuknya pintu taubat, penyesalan, kesungguhan untuk kembali ke jalan-Nya dengan mendekatkan diri kepada-Nya, menghamba dan memperbanyak do'a dan amal kebajikan sehingga akan terbuka pintu rahmat-Nya.
Keempat: Jiwa dan raga yang istiqamah, lurus dan konsisten. Ini bisa terwujud melalui dua cara, yaitu:
1- Cinta kepada Allah s.w.t. melebihi cinta kepada selain-Nya. Di dalam berpuasa, ketika suatu perkara yang disenangi bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka orang yang berpuasa tersebut akan medahulukan cintanya kepada Allah dan menahan dirinya dari yang di haramkan.
2- Menghormati dan mentaati perintah dan larangan-Nya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan agama dan menjauhi apa yang dilarang.
Kelima: Anjuran untuk memperbanyak dzikir. Rasulullah s.a.w. berkata: "Tidakkah aku memberitahukan pada kalian tentang amal yang paling mulia disisi Tuhan kalian (Allah), derajatnya tertinggi di antara amal kalian. Amal tersebut lebih mulia dibanding menginfakkan emas dan perak, lebih mulia dari pertempuran dengan musuh kalian, hingga kalian meninggal secara syahid)". Para sahabat menjawab: "Dengan senang hati, ya Rasulallhoh". Maka Rasulullah s.a.w. berkata: "Amal tersebut adalah dzikir kepada Allah Yang Mulia".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar